Meski begitu, terlepas dari tekanan dari AS, Siti Fadilah Supari berhasil menutup NAMRU-2 dengan dukungan dari diplomat top Indonesia dan petinggi militer.
"Pada 16 Oktober 2009, Siti Fadilah Supari menulis surat kepada Pemerintah AS yang menghapus perjanjian 1970 tentang NAMRU-2, dan kemudian pada tahun yang sama Kementerian Luar Negeri mengirim catatan resmi kepada Amerika yang mengatakan bahwa fasilitas tersebut harus ditutup," tutur Sputnik News.
"Visa Indonesia personel habis pada tahun 2010 dan semua peralatan laboratorium dipindahkan ke kompleks diplomatik AS," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Cek Fakta, Kandungan Xylitol di Es Krim McDonalds Bisa Membuat Kematian pada Anjing
Begitu masa jabatan Siti Fadilah Supari berakhir pada tahun 2009, Endang Rahayu Sedyaningsih menggantikannya.
Sosok Menkes yang baru itu pun dilaporkan memiliki hubungan dengan NAMRU-2 di masa lalu, tetapi memilih untuk tidak mengizinkan dimulainya kembali kegiatan lab secara resmi di Jakarta.
Dalam siaran pers terakhir tentang latihan angkatan laut tahun 2016 di Padang, Komando Indo-Pasifik AS (PACOM) hanya secara samar-samar menyebutkan sesuatu yang mungkin merujuk pada manipulasi medis yang ditemukan oleh wartawan sebagai "peristiwa penjangkauan kesehatan masyarakat".
Baca Juga: Bahaya Bisphenol A pada Anak Bisa Sebabkan Gangguan Mental, Sering Ditemukan di Plastik
Akan tetapi, mereka tidak mengatakan apa-apa tentang gigi taring gila atau sampel darah manusia.
Kemudian berdasarkan penyelidikan, prosedur pemilihan pasien untuk operasi USNS Mercy terlihat lebih canggih pada tahun 2016, dengan pra-skrining medis yang dilakukan secara lokal di sebuah rumah sakit stasioner di Padang dilakukan pada 100 persen kasus.
"Meski begitu, AS dilaporkan masih melanggar Undang-Undang setempat, terutama ketika datang ke transfer spesimen yang terinfeksi, dan tidak mendapatkan 'izin transfer material' sebelum mengambil sampel di luar negeri," ujar Sputnik News.
Baca Juga: Loker BUMN Abipraya Mei 2022, Posisi Staff Operasi dan Mekanik
Penyelidikan terkait pelanggaran lebih lanjut terhadap Undang-Undang kesehatan oleh Angkatan Laut AS di Indonesia selama latihan Kemitraan Pasifik 2018 di lokasi lain, provinsi Bengkulu, juga dilakukan. Namun, sejauh ini belum ditemukan bukti kesalahan semacam itu.
Ketika ditanya apakah beberapa bentuk penelitian biologi oleh Amerika atau afiliasi lokal mereka untuk kepentingan AS mungkin masih terjadi di tanah Indonesia, dan apakah pemerintah negara itu harus menyelidiki masalah tersebut, Siti Fadilah Supari memberikan jawaban tegas.
"Saya kira memang benar, kegiatan penelitian masih ada," ucapnya.
Artikel Terkait
Nasib Anak si Luar Pernikahan Menurut UU Perkawinan dan Islam
Renovasi Makam Vanessa Angel Tanpa Izin, Farhat Abbas: Seperti Merendahkan Doddy Sudrajat
Sempat Terjadi Kerusuhan di Final Liga Champions 2022, Pertandingan Liverpool vs Real Madrid Tertunda
Kekurangan Bahan Organik, Kondisi Tanah Indonesia Memprihatinkan
Desak WHO Buat Panduan Cacar Monyet, Professor: Kita Akan Memiliki Penyakit Jahat Lainnya