TIPOLOGI.COM - Stunting atau gagal tumbuh biasa terjadi pada balita di bawah umur 5 tahun.
Penyebab utama terjadinya stunting pada balita adalah kekurangan gizi.
Tanda yang paling terlihat dari stunting adalah tinggi anak yang lebih pendek dari usianya.
Seperti dikutip dari PikiranRakyat.com berjudul "Nutrisi Seimbang Kunci Cegah Stunting" pada Jumat, 17 Juni 2022.
Baca Juga: Wajib Tahu! Kenali Stunting dan Cara untuk Mencegahnya
Penurunan angka prevalensi stunting di bawah 14 persen masih menjadi target utama pemerintah untuk mengejar bonus demografi yang berkualitas di tahun 2030. Hal ini karena pada tahun tersebut sumber daya manusia Indonesia akan didominasi oleh usia produktif.
Oleh karena hal ini pula, fokus perhatian untuk menjaga gizi dan nutrisi makanan juga menyasar pada generasi siap menikah yang dalam waktu singkat memiliki peluang untuk melahirkan generasi berikutnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta dalam Forum Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin Genbest: Jaga Gizi Sejak Dini, Cegah Stunting dengan Nutrisi, di Kabupaten Magelang, Kamis, 9 Juni 2022.
Dikatakan Wiryanta, bonus demografi menjadi perhatian penting mengingat jika angka prevalensi stunting berhasil diturunkan maka akan tercipta generasi produktif yang berkualitas.
Penurunan angka prevalensi stunting di bawah 14 persen masih menjadi target utama pemerintah untuk mengejar bonus demografi yang berkualitas di tahun 2030. Hal ini karena pada tahun tersebut sumber daya manusia Indonesia akan didominasi oleh usia produktif.
Oleh karena hal ini pula, fokus perhatian untuk menjaga gizi dan nutrisi makanan juga menyasar pada generasi siap menikah yang dalam waktu singkat memiliki peluang untuk melahirkan generasi berikutnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta dalam Forum Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin Genbest: Jaga Gizi Sejak Dini, Cegah Stunting dengan Nutrisi, di Kabupaten Magelang, Kamis, 9 Juni 2022.
Dikatakan Wiryanta, bonus demografi menjadi perhatian penting mengingat jika angka prevalensi stunting berhasil diturunkan maka akan tercipta generasi produktif yang berkualitas.
Baca Juga: Setwapres dan PT. Mayora Gelar Kick Off Program Pencegahan Stunting
Saat ini komposisi ataupun struktur demografi Indonesia, sebagaimana sensus penduduk tahun 2020, terbesar ada pada generasi Z yang jumlahnya mencapai 27,9 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia, kemudian disusul dengan generasi milenial sebesar 25,8 persen.
“Ini kekuatan yang luar biasa untuk mendukung cita-cita kita bersama menuju Indonesia emas. Masuk ke dalam jajaran negara dengan ekonomi empat besar,” ujar Wiryanta.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, Widiono yang hadir sebagai narasumber dalam forum tersebut mengingatkan bahwa stunting penting untuk dicegah.
Menurutnya paling tidak ada tiga dampak merugikan dari stunting. Pertama, anak dengan stunting akan lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya. Kedua, berkaitan dengan intelegensi anak, yaitu jumlah sel otak anak stunting lebih sedikit jika dibandingkan dengan anak tidak stunting.
Saat ini komposisi ataupun struktur demografi Indonesia, sebagaimana sensus penduduk tahun 2020, terbesar ada pada generasi Z yang jumlahnya mencapai 27,9 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia, kemudian disusul dengan generasi milenial sebesar 25,8 persen.
“Ini kekuatan yang luar biasa untuk mendukung cita-cita kita bersama menuju Indonesia emas. Masuk ke dalam jajaran negara dengan ekonomi empat besar,” ujar Wiryanta.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, Widiono yang hadir sebagai narasumber dalam forum tersebut mengingatkan bahwa stunting penting untuk dicegah.
Menurutnya paling tidak ada tiga dampak merugikan dari stunting. Pertama, anak dengan stunting akan lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya. Kedua, berkaitan dengan intelegensi anak, yaitu jumlah sel otak anak stunting lebih sedikit jika dibandingkan dengan anak tidak stunting.
Baca Juga: Brantas Stunting PT. Mayora dan Setwapres Gelar Kick off Cegah Stunting
“Ini merugikan karena jumlah sel otak lebih sedikit, cara berpikirnya tentunya lebih lambat,” ujar Widiono.
Ketiga, adalah kerugian yang paling berbahaya yaitu anak stunting ketika dewasa lebih cepat terkena penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi. Lebih lagi jika dilihat secara ekonomi, kualitas sumber daya manusia yang kurang akibat stunting akan berdampak pada etos kerja, kinerja, hingga produktivitas yang rendah.
Dari sisi gizi, Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) Rita Ramayulis yang turut menjadi narasumber mengatakan bahwa pemenuhan nutrisi tidak lagi cukup hanya dengan 4 sehat 5 sempurna, tetapi disesuaikan porsinya melalui gizi seimbang.
“Daya saing yang tinggi membutuhkan kecerdasan yang lebih tinggi juga. Maka ada gizi seimbang. Gizi seimbang tidak hanya tentang jenis bahwa kita harus makan aneka ragam tapi juga ada jumlah,” kata Rita.
“Ini merugikan karena jumlah sel otak lebih sedikit, cara berpikirnya tentunya lebih lambat,” ujar Widiono.
Ketiga, adalah kerugian yang paling berbahaya yaitu anak stunting ketika dewasa lebih cepat terkena penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi. Lebih lagi jika dilihat secara ekonomi, kualitas sumber daya manusia yang kurang akibat stunting akan berdampak pada etos kerja, kinerja, hingga produktivitas yang rendah.
Dari sisi gizi, Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) Rita Ramayulis yang turut menjadi narasumber mengatakan bahwa pemenuhan nutrisi tidak lagi cukup hanya dengan 4 sehat 5 sempurna, tetapi disesuaikan porsinya melalui gizi seimbang.
“Daya saing yang tinggi membutuhkan kecerdasan yang lebih tinggi juga. Maka ada gizi seimbang. Gizi seimbang tidak hanya tentang jenis bahwa kita harus makan aneka ragam tapi juga ada jumlah,” kata Rita.
Baca Juga: Konsumsi Keju Berlebihan Berbahaya Bagi Tubuh? Segini Takaran Idealnya
Ia juga menjelaskan bahwa makanan bergizi tidak harus mahal, hanya saja perlu diperhatikan padu padan makanan dalam porsi yang tepat.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.***(Native/ PikiranRakyat.com)
Ia juga menjelaskan bahwa makanan bergizi tidak harus mahal, hanya saja perlu diperhatikan padu padan makanan dalam porsi yang tepat.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.***(Native/
Artikel Terkait
Rebusan Bumbu Dapur Ini Dapat Sembuhkan Penyakit Jantung, Begini Jelas dr. Zaidul Akbar
Apa yang Terjadi Pada Otak Bila Overthinking dan Mendebat Diri Sendiri, Begini Penjelasannya!
Gunakan 2 Bahan Ini Untuk Bersihkan Perhiasan Perak hingga Kinclong
Lakukan 3 Cara Ini Untuk ketahui Kondisi Jantung Sehat atau Tidak Menurut dr. Zaidul Akbar